WISATA PULAU PENYENGAT
Pulau Penyengat berjarak lebih kurang 35 kilometer dari Pulau Batam atau hanya dibatasi selat kecil dari kota Tanjung Pinang. Pulau Penyengat sudah dijadikan sebagai kawasan wisata religi oleh Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau dan Nasional. Pulau Penyengat dikenal dengan sejarah Melayu, juga menyimpan sejuta cerita tentang kepahlawanan dan Islam.
Nilai sejarah bukti besarnya Islam di kawasan semenanjung Malaka_riau, bisa dilihat dari objek wisata Masjid Raya Sultan Riau di Pulau tersebut. Masjid Raya Sultan Riau berdiri cukup unik, selain dibangun menggunakan campuran semen dengan putih telur, juga masing-masing ornamennya punya makna seperti tiang penyangga yang jumlahnya emapat buah, atap berbentuk kubah sebanyak 13 buah dan menara sebanyak empat buah yang jumlah semuanya 17 yang sesuai dengan jumlah rakaat Sholat sehari semalam.
Pada abad ke – 18, Raja Haji membangun sebuah benteng di Pulau Penyengat, benteng tersebut tepatnya berada di Bukit Kursi, disana ditempatkan beberapa meriam sebagai basis pertahanan Bintan. Ia menguasai wilayah istrinya Raja Hamidah tahun 1804. Anaknya kemudian memerintah seluruh kepulauan Riau dari Pulau Penyengat. Sementara itu, saudara laki-lakinya memerintah di Pulau Lingga disebelah selatan dan mendirikan Kesultanan Lingga-Riau.
Sejarah Melayu Islam di Pulau Penyengat dibuktikan juga dengan adanya makam Raja Ali Haji yang termasyur dengan karyanya “ Gurindam 12”. Gurindam 12 berisikan tentang petunjuk menjalankan kehidupan sehari-hari dalam koridor pembentukan akhlak mulia dalam ciri Islam yang kental. Yang lain adalah makam raja atau pahlawan nasional terdapat kompleks Makam Raja Haji Fisabilillah. Komplek ini terletak di atas bukit diselatan pulau Penyengat. Raja Haji Fisabilillah adalah Yang Dipertuan Muda IV kerajaan Riau Lingga yang memerintah kerajaan dari tahun 1777-1784 merupakan figur legendaris dan pahlawan Melayu.
Juga ada Kompleks Tengku Bilik, bangunan yang menggambarkan betapa jayanya Kerajaan Riau-Lingga pada rentang waktu 1844, berupa bangunan tua yang berarsitektur Eropah modern. Istana Raja Ali dikenal dengan Istana Kantor, karena fungsi bangunan ini selain sebagai rumah juga sebagai kantor Raja Ali Yang Dipertuan Muda VIII Kerajaan Riau. Kompleks ini dikelilingi oleh tembok tebal lengkap dengan pintu gerbang dibagian belakangnya. Masih ada makam yakni Raja Abdurahman Yang Dipertuan Muda VII Kerajaan Riau Lingga yang membangun masjid di Pulau Penyengat tersebut.
Wisata berbentuk fisik, bisa ditemui benteng Pertahanan Bukit Kursi yang dibangun pada masa pemerintahan Yang Dipertuan Muda Raja Haji Fisabilillah. Penyengat pada masa itu merupakan pulau benteng pertahanan yang ampuh pada perang Riau dan masih dijumpai parit pertahanan dan meriamnya. Perigi Puteri / Perigi Kunci merupakan bangunan kecil yang berbentuk unik beratap kubah setengah slinde yang merupakan tempat pemandian bagi kaum wanita terutama para puteri bangsawan Kerajaan Riau Lingga.
Bagaimana dengan cerita Raja Hamidah si pemilik pulau ? Penyengat adalah pulau yang dijadikan mas kawin, dikala Sultan Mahmud Syah ( 1761 – 1812 M ), ketika beliau menikah dengan Engku Puteri Binti Raja Haji Syahid Fisabilillah sekitar 1801 M yang kemudian dikenal sebagai Raja Hamidah. Mungkin karena dijadikan mas kawin, cerita turun temurunpun disampaikan tentang daya magis pulau tersebut, yang memberi pengaruh kepada sepasang kekasih mengenai keyakinan untuk melanjutkan hubungan ke tingakat pernikahan atau tidak. Ada kepercayaan, jika sepasang kekasih datang ke pulau Penyengat dan berdoa di makam Raja Hamidah, jika memang jodoh maka hati mereka diyakinkan dan jika memang tidak, maka akan terpisahkan dengan sendirinya.
( Sumber : Riau Mandiri )
READ THIS ARTICLE :
• WHERE IS RIAU LOCATED
• VISA POLICY TO INDONESIA
• CANDI MUARA TAKUS HISTORY
• TRAVELLING KE PEKANBARU
• SEJARAH SIAK SRI INDRAPURA
• SEJARAH PENDIRIAN MASJID TANPA PAKU
1 komentar:
tempat wisata yang indah dan menggoda tuk dikunjungi. Salam
Posting Komentar