[close]

SELAMAT DATANG DI BLOG GOLDEN INFO

Blog ini dibuat untuk memberikan informasi kepada pengunjung blog "GOLDEN INFO"

Senin, 01 Maret 2010

WISATA PULAU PENYENGAT




WISATA PULAU PENYENGAT

Pulau Penyengat berjarak lebih kurang 35 kilometer dari Pulau Batam atau hanya dibatasi selat kecil dari kota Tanjung Pinang. Pulau Penyengat sudah dijadikan sebagai kawasan wisata religi oleh Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau dan Nasional. Pulau Penyengat dikenal dengan sejarah Melayu, juga menyimpan sejuta cerita tentang kepahlawanan dan Islam.


Nilai sejarah bukti besarnya Islam di kawasan semenanjung Malaka_riau, bisa dilihat dari objek wisata Masjid Raya Sultan Riau di Pulau tersebut. Masjid Raya Sultan Riau berdiri cukup unik, selain dibangun menggunakan campuran semen dengan putih telur, juga masing-masing ornamennya punya makna seperti tiang penyangga yang jumlahnya emapat buah, atap berbentuk kubah sebanyak 13 buah dan menara sebanyak empat buah yang jumlah semuanya 17 yang sesuai dengan jumlah rakaat Sholat sehari semalam.



Masjid Raya Sultan Riau dibangun pada tahun 1832 pada masa pemerintahan Yang Dipertuan Muda VII Raja Abdul Rahman. Pembangunannya dilakukan secara bergotong royong oleh semua masyarakat Penyengat pada masa itu. Didalam masjid terdapat kitab suci AlQur’an yang ditulis tangan, serta lemari perpustakaan Kerajaan Riau-Lingga yang pintunya berukir kaligrafi yang melambangkan kebudayaan Islam sangat berkembang pesat pada masa itu.

Pada abad ke – 18, Raja Haji membangun sebuah benteng di Pulau Penyengat, benteng tersebut tepatnya berada di Bukit Kursi, disana ditempatkan beberapa meriam sebagai basis pertahanan Bintan. Ia menguasai wilayah istrinya Raja Hamidah tahun 1804. Anaknya kemudian memerintah seluruh kepulauan Riau dari Pulau Penyengat. Sementara itu, saudara laki-lakinya memerintah di Pulau Lingga disebelah selatan dan mendirikan Kesultanan Lingga-Riau.

Sejarah Melayu Islam di Pulau Penyengat dibuktikan juga dengan adanya makam Raja Ali Haji yang termasyur dengan karyanya “ Gurindam 12”. Gurindam 12 berisikan tentang petunjuk menjalankan kehidupan sehari-hari dalam koridor pembentukan akhlak mulia dalam ciri Islam yang kental. Yang lain adalah makam raja atau pahlawan nasional terdapat kompleks Makam Raja Haji Fisabilillah. Komplek ini terletak di atas bukit diselatan pulau Penyengat. Raja Haji Fisabilillah adalah Yang Dipertuan Muda IV kerajaan Riau Lingga yang memerintah kerajaan dari tahun 1777-1784 merupakan figur legendaris dan pahlawan Melayu.

Selain itu ada pula komplek Makam Raja Jaafar, yang diantara makam lainnya dimana terdapat kolam tempat berwudhuk untuk Sholat disampingnya. Raja Jafaar adalah anak Raja Haji Fisabilillah, merupakan Yang Dipertuan Muda Riau VI.




Juga ada Kompleks Tengku Bilik, bangunan yang menggambarkan betapa jayanya Kerajaan Riau-Lingga pada rentang waktu 1844, berupa bangunan tua yang berarsitektur Eropah modern. Istana Raja Ali dikenal dengan Istana Kantor, karena fungsi bangunan ini selain sebagai rumah juga sebagai kantor Raja Ali Yang Dipertuan Muda VIII Kerajaan Riau. Kompleks ini dikelilingi oleh tembok tebal lengkap dengan pintu gerbang dibagian belakangnya. Masih ada makam yakni Raja Abdurahman Yang Dipertuan Muda VII Kerajaan Riau Lingga yang membangun masjid di Pulau Penyengat tersebut.

Wisata berbentuk fisik, bisa ditemui benteng Pertahanan Bukit Kursi yang dibangun pada masa pemerintahan Yang Dipertuan Muda Raja Haji Fisabilillah. Penyengat pada masa itu merupakan pulau benteng pertahanan yang ampuh pada perang Riau dan masih dijumpai parit pertahanan dan meriamnya. Perigi Puteri / Perigi Kunci merupakan bangunan kecil yang berbentuk unik beratap kubah setengah slinde yang merupakan tempat pemandian bagi kaum wanita terutama para puteri bangsawan Kerajaan Riau Lingga.

Bagaimana dengan cerita Raja Hamidah si pemilik pulau ? Penyengat adalah pulau yang dijadikan mas kawin, dikala Sultan Mahmud Syah ( 1761 – 1812 M ), ketika beliau menikah dengan Engku Puteri Binti Raja Haji Syahid Fisabilillah sekitar 1801 M yang kemudian dikenal sebagai Raja Hamidah. Mungkin karena dijadikan mas kawin, cerita turun temurunpun disampaikan tentang daya magis pulau tersebut, yang memberi pengaruh kepada sepasang kekasih mengenai keyakinan untuk melanjutkan hubungan ke tingakat pernikahan atau tidak. Ada kepercayaan, jika sepasang kekasih datang ke pulau Penyengat dan berdoa di makam Raja Hamidah, jika memang jodoh maka hati mereka diyakinkan dan jika memang tidak, maka akan terpisahkan dengan sendirinya.

( Sumber : Riau Mandiri )

READ THIS ARTICLE :

WHERE IS RIAU LOCATED
VISA POLICY TO INDONESIA
CANDI MUARA TAKUS HISTORY
TRAVELLING KE PEKANBARU
SEJARAH SIAK SRI INDRAPURA
SEJARAH PENDIRIAN MASJID TANPA PAKU

1 komentar:

Warna Tulisan mengatakan...

tempat wisata yang indah dan menggoda tuk dikunjungi. Salam

Posting Komentar

Subscribe to updates

Mengenai Saya

Foto saya
Saya tamatan Universitas Andalas - Padang Angkatan 1990, Jurusan Akuntansi. SMA 6 Pekanbaru angkatan 1987.

Pengikut